Tetaplah Bercahaya
Roma 12 : 11; Matius 25 : 14 - 21
Roma 12 : 11; Matius 25 : 14 - 21
Sebuah pohon Natal berdiri menjulang tinggi, dihiasi oleh berbagai pernak-pernik dan lampu yang berwarna-warni. Pohon Natal itu berdiri tegak bermandikan warna-warni cahaya lampu-lampu kecil yang melingkar di sekujur rantingnya. Lampu-lampu kecil yang melingkar di sekujur rantingnya. Lampu-lampu kecil itu seolah-olah sedang berlomba-lomba memancarkan cahayanya masing-masing. Pancaran cahayanya sungguh memikat dan menghibur hati orang yang memandangnya. "Terangnya begitu indah," komentar mereka yang kelihatannya enggak beranjak menjauhi pohon Natal tersebut.
Beberapa waktu kemudian ketika keadaan mulai sepi, sebuah lampu berwarna merah mengeluh, "Aku lelah menyala siang dan malam, sebaiknya aku beristrahat saja sejenak. Aku lelah selalu mengusahakan yang terbaik bagi mereka yang memandang pohon natal ini. Lagipula aku begitu kecil, kehadiranku di sini tidak cukup berarti." Sementara si lampu merah mengeluh dan berencana untuk tidak bercahaya lagi, seorang bocah yang berdiri tidak jauh darinya berteriak, "Ma, lihat lampu-lampu itu bersinar sangat indah. Ma, dari semua lampu di pohon Natal ini, yang paling menarik bagiku adalah yang berwarna merah itu. Sinarnya tampak lebih cemerlang." "Ya, Tuhan, hampir saja aku redup dan padam, Kupikir tak seorang pun peduli jika aku tak bersinar lagi, " gumam si lampu merah. Pujian itu membuat si lampu merah kembali bersinar. Pujian yang diberikan tepat pada waktunya pasti membangun. Bola lampu yang lain pun tertular oleh antusiasme si lampu merah.
Kadang-kadang rutinitas dan beratnya beban di dalam keluarga, pekerjaan atau pelayanan membuat kita mengeluh atau memutuskan untuk berdiam diri, semangat kita surut seperti si lampu merah. Tidak adanya respons, komentar baik atau perhatian yang secara langsung kita dapatkan dari orang-orang di sekeliling, kadang-kadang membuat kita patah semangat. Kita sering lupa bahwa sesungguhnya ada Tuhan yang tidak pernah berhenti memperhatikan kita, yang juga telah menyiapkan reward atau bonus atas semua jerih lelah kita.
Tuhan memang tidak langsung memberikan pujian kepada kita, karena kesetiaan dan tanggung jawab kita masih harus diuji. Jika kesetiaan kita sudah teruji dan hasil kerja kita memuaskan, maka pada waktunya Dia akan berkata, "Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia; engkautelah setia dalam perkara kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu." (Mat 25 : 21). Bayangkan, setelah teruji kita dipuji dan diundang oleh Raja segala raja untuk masuk ke dalam kebahagiaanNya. Bukankah kebenaran ini seharusnya terus membuat kita antusias bekerja dan melayani Dia? Pandanglah segala hal baik yang kita kerjakan sebagai sebuah tugas kehormatan yang datang langsung dari Tuhan, maka itu akan membuat terang hidup kita terus bercahaya. Teruslah menjadi berkat bagi banyak orang!
DOA
Tuhan Yesus, pakailah hidupku menjadi garam dan terangMu. Biarlah RohMu meneguhkanku di saat hatiku lemah dan kakiku goyah. Dengarkanlah doaku ya Tuhan Yesus. Amin
Tuhan Yesus, pakailah hidupku menjadi garam dan terangMu. Biarlah RohMu meneguhkanku di saat hatiku lemah dan kakiku goyah. Dengarkanlah doaku ya Tuhan Yesus. Amin
Kata Kata Bijak Hari Ini
Cahaya-cahaya lampu kecil yang terus menyala, terlihat sangat indah di kegelapan malam
Mutiara Kata Hari Ini
Cara untuk menjadi di depan adalah memulai sekarang. Jika memulai sekarang, tahun depan Anda akan tahu banyak hal yang sekarang tidak diketahui, dan Anda tak akan mengetahui masa depan jika Anda menunggu-nunggu. (William Feather)
Sumber: Manna Sorgawi (Mansor), Desember 2008, No. 129 Tahun XI
0 comments:
Post a Comment