PP GKPI BUKIT SION, BATAM




Shalom,
Pertama-tama kami mengucapkan Selamat Datang ke Blog kami yang sangat sederhana ini. Kami seluruh anggota Pemuda Pemudi Pos GKPI BUKIT SION Bida Ayu - Muka Kuning, Batam bersukur, karena kami masih dapat menggunakan media Blog ini sebagai sarana untuk publikasi setiap kegiatan-kegiatan kami. Blog ini kami tujukan khususnya untuk seluruh anggota Pemuda Pemudi Pos GKPI BUKIT SION, Batam dan umumnya untuk seluruh Pemuda Pemudi umat kristiani yang ada di seluruh dunia. Adapun content atau isi dari Blog kami ini adalah sebagian besar tentang kegiatan-kegiatan yang akan kami lakukan ke depan, dan juga kegiatan-kegiatan yang sudah kami lakukan sebelumnya. Disamping itu, Jadwal Pelayanan Ibadah Raya

Renungan Harian, Rabu 23 September 2009

|

IMAN BARTIMEUS

Lalu kata Yesus kepadanya: "Pergilah, imanmu telah menyelamatkan engkau!" Pada saat itu juga melihatlah ia, lalu ia mengikuti Yesus dalam perjalanan-Nya
( Markus 10 : 52 )

Di masa Perjanjian Baru, menjadi Bartimeus adalah posisi yagn sangat tidak menguntungkan. Buta, sebatang kara, dan hidup hanya sebagai pengemis. Bartimeus bahkan dianggap tidak berhak bersuara. Tapi, justru di tengah kekurangan itu, ada satu hal yang membuat nama Bartimeus tercatat di Alkitab, imannya. Apa saja yang membuat iman Bartimeus istimewa? Inilah beberapa di antaranya:

1. YESUS ANAK DAUD
Itulah yang dikatakan Bartimeus untuk memanggil Yesus. Sebagaimana diketahui, Daud adalah raja terbesar Israel sepanjang masa. Sebutan anak Daud sendiri mengacu pada Mesias, sang Pembebas yang akan membawa bangsa Israel kembali ke kejayaan nenek moyangnya. Meski belum pernah bertemu, tapi Bartimeus percaya bahwa Yesus yang sedang lewat di hadapannya adalah Dia yang diuprai itu. Inilah yang membuatnya tidak memanggil Yesus dengan sebutan guru atau rabi, karena baginya Ia adalah Sang Pembebas. Di zaman ketika kuasa Tuhan dinyatakan ini, masih banyak orang yang walau selalu berdoa dan berseru pada Tuhan tapi sebenarnya tidak yakin dengan Dia. Bahkan, ada juga yang selain doa di dalam nama Yesus tapi masih tetap berharap pada ilah-ilah lain. Tuhan hanya dianggap sebagai salah satu jalan, bukan satu-satunya jalan dan jawaban.

2. PERCAYA MESKI TIDAK MELIHAT
Si buta Bartimeus percaya meski tidak pernah melihat Yesus. Iman bukan percaya setelah melihat bukti tentang kuasa Yesus. Sebaliknya, iman adalah percaya pada Dia saja. Iman tidak ditentukan oleh siapa yang mendoakan kita, karena kuasa hanya datang dari pada-Nya. Iman sejati tjuga tidak menunggu situasi. Tidak perlu menunggu ada KKR untuk memohon doa kesembuhan. Tapi, sadari bahwa Tuhan dapat menjamah dengan kuasa-Nya kapan saja Ia berkenan. Iman Bartimeus bahkan teruji saat ia tetap tegar menghadapi orang-orang yang menyuruhnya diam. Apakah anda masih tetap punya pengharapan saat semua seakan menentang? Belajarlah dari iman Bartimeus ini! (Arie)

Iman muncul dari pengenalan dan pengertian yang benar akan Tuhan

Dikutip dari : Renungan Harian Spirit Edisi September 2009
Read More..

Renungan Harian, Selasa 22 September 2009

|

MENGATASI KRISIS 2

Maka menaburlah Ishak di tanah itu dan dalam tahun itu juga ia mendapat hasil seratus kali lipat; sebab id diberkati TUHAN
( Kejadian 26 : 12 )

3. MENABUR DI MASA KRISIS

Bagaimana Ishak mendapat hasil tuaian hingga seratus kali lipat? Tentu karena Ishak menabur lebih dulu sehingga akhirnya dia menuai. Demikian juga di masa krisis ini, jangan pernah berhenti untuk menabur. Sayangnya, banyak orang jadi takut memberi dan jadi pelit sebagai cara menyiasati masa krisis ini. Menurut saya, itu keputusan yang sangat keliru. Kita sangat sulit untuk diberkati jika kita jadi pelit. Seperti yang kita tahu bahwa di dunia ini berlaku hukum tabur tuai, itu sebabnya tidak ada orang yang menjadi miskin hanya gara-gara memberi. Tetaplah menabur karena suatu kali kelak kita pasti menuai.

4. TETAP ULET

Ishak salah satu contoh pebisnis yang ulet ketika menghadapi masalah yang bertubi-tubi. Itu yang membuatnya menjadi pebisnis yang sukses. Ketika sumur yang dia gali direbut oleh orang Filistin yang iri kepadanya, Ishak tidak putus asa sebaliknya ia menggali sumur yang lain. Ketika sumur yang berikutnya ini mengeluarkan air, datanglah para gembala Gerar untuk merebutnya. Kejadian ini bahkan terus terulang hingga untuk kesekian kalinya. Baru ketika ia menggali sumur Rehobot, tidak ada lagi pertengkaran dengan gembala lain. Coba pikirkan, bagaimana seandainya Ishak sudah menyerah ketika sumurnya yang pertama direbut? Bagaimana seandainya dia menyerah di sumur yang kedua? Bagaimana seandainya dia menyerah di sumur yang ketiga? Ulet! Itulah alasan mengapa Ishak sukses dan diberkati Tuhan! Di masa krisis ini jadilah orang-orang yang ulet.

5. MILIKI SENSE OF CRISIS

Kita harus sadar dengan realita hidup yang sedang kita jalani saat ini yaitu bahwa sedang terjadi krisis global yang belum juga pulih. Sikapilah hal itu dengan bijak. Kendalikan keinginan konsumtif kita, dan pikirkan bagaimana kita berupaya di masa krisis ini. (Kwik)

Tidak ada orang yang jadi miskin hanya gara-gara memberi. Jadi tetap menaburlah di masa krisis

Dikutip dari : Renungan Harian Spirit Edisi September 2009
Read More..

Renungan Harian, Senin 21 September 2009

|

MENGATASI KRISIS

Lalu TUHAN menampakkan diri kepadanya serta berfirman; "Janganlah pergi ke Mesir, diamlah di negeri yang akan Kukatakan kepadamu"
( Kejadian 26:2 )

Bagaimana Ishak mampu melewati masa krisis? Apa yang Ishak lakukan hingga ia mampu meraih kesuksesan besar di masa krisis sehingga Alkitab mencatat bahwa Ishak menjadi kaya, bahkan kian lama kian kaya, sehingga ia menjadi sangat kaya? paling tidak, ada beberapa hal yagn dapat kita pelajari dari Ishak bagaimana ia mengubah krisis menjadi kelimpahan.

1. Tidak Pergi ke Mesir
Tuhan berfirman kepada Ishak agar ia jangan pergi ke Mesir. Mengapa Tuhan berfirman demikian? Tentu saja karena Ishak sudah berniat pergi ke Mesir sebagai cara untuk mengatasi masa kelaparan yang sedang terjadi. Memang pada saat itu Mesir memiliki peradabaan dan kebudayaan yang sangat maju hingga boleh dikatakan bahwa Mesir adalah metropolis dunia pada saat itu. Dalam konteks teologia, Mesir adalah gambaran dunia, ikatan dosa, dan hawa nafsu kedagingan. Itu sebabnya jika kita sedang menghadapi krisis, jangan pernah kita lari ke Mesir (dunia) karena sesungguhnya Mesir tidak bisa menjadi jawaban bagi kita. Bandingkan dengan yesaya 31:1 "Celakalah orang-orang yang pergi ke Mesir minta pertolongan, yang mengandalkan kuda-kuda, yang percaya kepada keretanya yang begitu banyak, dan kepada pasukan berkuda yang begitu besar jumlahnya, tetapi tidak memandang kepada Yang Mahakudus, Allah Israel, dan tidak mencari TUHAN"

2.Hidup dalam ketaatan
Apa respons Ishak ketika Tuhan melarangnya untuk pergi ke Mesir? Dia tetap tinggal di Gerar, dengan kata lain Ishak taat kepada Firman Tuhan. Apa jadinya jika Ishak tidak taat dan tetap nekat pergi ke Mesir? Barangkali ceritanya bakal berbeda. Ketaatan selalu mendatangkan berkat dan kebaikan. Itu sebabnya di masa krisis seperti ini, hendaklah kita memiliki ketaatan kepada Firman Tuhan. Lakukanlah apa kehendak Tuhan di dalam hidup kita dan jangan pernah menyimpang ke kanan ke kiri, maka perjalanan hidup kita akan beruntung di masa krisis ini. (Kwik)

Ketaatan menghasilkan berkat
Dikutip dari : Renungan Harian Spirit Edisi September 2009
Read More..

Renungan Harian, Kamis 17 September 2009

|

MENJADI LEBIH BAIK

Sebab jika seorang hanya mendengar firman saja dan tidak melakukannya, ia adalah seumpama seorang yagn sedang mengamat-amati mukanya yang sebenarnya di depan cermin
( Yakobus 1 : 23 )

Kakak saya membayar jasa seorang guru les untuk anaknya. Guru les yang pertama orangnya sangat sabar, masih muda dan sangat telaten membimbing keponakan saya. Namun seringkali ia terlalu sabar mengajar sehingga ketika si anak sedang rewel atau malas belajar, ia akan menurut saja menghentikan kegiatan belajar. Lalu ia akan menemani keponakan saya bermain atau mewarnai gambar. Hasilnya? Keponakan saya tidak menunjukkan kemajuan yang berarti dengan pola belajar seperti itu. Dia memang jadi senang, tapi tidak menjadi lebih baik. Akhirnya diputuskan untuk mengganti dengan guru les baru. Kali ini orangnya lebih tegas dalam membimbing anak. Ia tidak selalu mengikuti kemauan si anak, namun mengarahkannya untuk berkonsentrasi pada pelajaran. Hasilnya jelas berbeda. Keponakan saya menunjukkan kemajuan pesat dalam pelajarannya.

Banyak orang Kristen hanya menyukai khotbah-khotbah yang menurutnya menarik. Khotbah tentang janji berkat Tuhan, tentang mujizat, tentang karunia roh, dsb. Sayangnya, khotbah tentang dosa justru kurang diminati. Kita ingin mendengar yang enak untuk didengar. Seperti seorang anak kecil yang tidak serius dalam belajar, kita hanya ingin main-main. Kita cukup puas menjadi orang Kristen dan tidak terlalu suka bila dosa kita diutak-atik. Apalagi kalau hal intu sudah menyangkut urusan hobi dan pekerjaan kita. Kita akan mencari berbagai dalih untuk membenarkan diri. Akibatnya, kita tidak menjadi orang yang lebih baik dari hari ke hari.

Untuk menjadi lebih baik, kita harus mau dibentuk. Untuk dibentuk, tentu saja kita harus rela mengalami rasa sakit. Dikoreksi memang rasanya tidak enak. Ditegur memang membuat telinga panas. Dinasihati memang membuat kita jengah. Tapi tidak ada cara lain untuk embuat kita menjadi lebih baik, selain membenahi apa yang rusak dalam diri kita. Selama kita hanya ingin mendengar apa yang enak ditelinga kita saja, selamanya kita tidak akan pernah menjadi lebih baik - bisa jadi malahan lebih buruk! Jadi, saya menantang Anda hari ini, akankah kita berani menjadi lebih baik? (TMS)

Untuk menjadi lebih baik, rasanya memang tidak nyaman

Dikutip dari : Renungan Harian Spirit Edisi September 2009
Read More..

Renungan Harian, Rabu 16 September 2009

|

DIKENAL DARI PERBUATAN

"Tunjukkanlah kepadaku imamu itu tanpa perbuatan, dan aku akan menunjukkan kepadamu imanku dari perbuatan-perbuatanku."
( Yakobus 2 : 18 )

Barangkali Anda asing mendengar nama Paul David Hewson. Namun bila menyebut nama Bono, maka kita akan langsung mengenali vokalis band U2 yang selalu tampil berkacamata itu. Bono dikenal bukan hanya sebagai seorang artis atau penyanyi tenar saja. ia juga dianggap sebagai aktivis kemanusiaan yang memperjuangkan kesehteraan Afrika. Ia berbicara di depan para pemimpin dunia dengan pidatonya yang dipenuhi kutipan ayat Alkitab. Menjadi pendiri DATA, EDUN, ONE Campaign, dan Product Red, organisasi-organisasi sosial tingkat dunia untuk menolong Afrika, ia juga aktif mengadakan konser amal di berbagai tempat. Seorang philanthropist yang mendapatkan penghargaan dari kerajaan Inggris oleh ratu Elizabeth II, mendapatkan gelar Person of the Year oleh majalah Time, dan masih banyak lagi. Ia adalah satu-satunya orang yang masuk nominasi Academy Award, Golden Globe, Grammy sekaligus juga Nobel Perdamaian.

Orang tidak dihargai berdasarkan jabatannya, kekayaannya, kemampuannya atau pun popularitasnya. Ada yang jauh lebih penting daripada itu semua, yakni perbuatan kita. Kita tidak perlu bangga menjadi orang Kristen, atau menjadi pelayan tuhan yang aktif apabila kita tidak melakukan hal-hal yang berarti bagi sesama. Tuhan Yesus pun menginginkan kita menjadi terang dan garam yang memberi arti bagi dunia. Ironisnya, ada banyak orang Kristen cukup puas menjadi Kristen saja atau menjadi baik semata. Mereka berpikir asalkan rajin ke gereja, setia berdoa dan membaca Firman Tuhan setiap hari, itu cukup. Padahal kita tidak dipanggil untuk menjadi ekslusif. Kita dipanggil untuk menjangkau orang lain melalui perbuatan kita.

Apa yang telah dilakukan oleh bono, seharusnya menjadi inspirasi bagi para artis lainnya, apalagi bagi kita sebagai orang Kristen. Sudahkah perbuatan kita berbicara dan memberi dampak yang berarti bagi orang lain? Apakah iman kita adalah iman yang terwujud melalui tindakan kita setiap hari? Anda dan saya bisa mulai mengawalinya dari hal-hal kecil yang kita temui hari ini. (TMS)

Untuk apa kita menjadi Kristen bila hal itu tidak memberi arti bagi sesama?

Dikutip dari : Renungan Harian Spirit Edisi September 2009
Read More..

Renungan Harian, Selasa 15 September 2009

|

PENGHARAPAN

Tetapi kamu ini, kuatkanlah hatimu, jangan lemah semangatmu, karena ada upah bagi usahamu!
( 2 Tawarikh 15 : 7 )

Children of Heaven, film Iran peraih Academy Award untuk kategori Film Berbahasa Asing terbaik di tahun 1998, menceritakan kisah perjuangan kakak beradik yang kehilangan sepasang sepatu. Yang menarik dari film yang sangat menyentuh ini ialah kegigihan Ali, bocah laki-laki yang berusaha memenangkan perlombaan lari demi mendapatkan hadiah berupa sepasang sepatu kets untuk adiknya. Karena sangat membutuhkan dan menginginkan sepatu itu, ia berusaha untuk lari sekencang dan sekuat-kuatnya mencapai garis finish. Ia berlari dengan motivasi yang berbeda dari anak-anak lainnya. Sampai akhirnya ia bisa menjadi juara pertama dalam perlombaan itu.

Bagi Ali, sepatu adalah sebuah pengharapan yang ia idamkan. Pengharapan itulah yang membuatnya bisa menang. Bagaimana bila Warren Buffet menawarkan kepada Anda hadiah sebesar 1 Trilyun rupiah jika Anda bisa mendaki mencapai puncak Semeru? Sementara pada saat itu Anda tengah pusing memikirkan cara membayar utang senilai ratusan juta rupiah? Tentu saja Anda akan mengikuti lomba itu dengan penuh semangat. Anda akan mempersiapkan diri baik-baik, menyusun strategi berjuang sampai titik darah penghabisan demi mendapatkan hadiah itu.

Betap besarnya kekuatan pengharapan. Apabila kita hidup dalam pengharapan, maka kita akan mberupaya hidup dengan maksimal. kita akan melakukan usaha terbaik karena kita yakin ada upah yang tersedia atas jerih payah kita. nah persoalannya, kalau kita bisa percaya bahwa seorang Warren Buffet bisa memberikan 1 trilyun rupiah, apalagi seharusnya Bapa kita di Sorga. Bukankah justru sering kali kita malahan meragukan kebaikan dan kerelaan Tuhan untuk memberikan yang terbaik bagi kita? Kita bahkan merasa tidak yakin bahwa kesetiaan, kejujuran, kerja keras, ketekunan dan ketulusan kita diperhitungkan oleh Tuhan. Jika demikian yang terjadi tak heran kita kurang maksimal dalam melakukan kehendak-Nya. Semoga renungan ini menyentil hati kita untuk percaya dalam pengharapan kita kepada-Nya. (TMS)

Pengharapan kepada Tuhan tidak akan pernah mengecewakan
Read More..