PP GKPI BUKIT SION, BATAM




Shalom,
Pertama-tama kami mengucapkan Selamat Datang ke Blog kami yang sangat sederhana ini. Kami seluruh anggota Pemuda Pemudi Pos GKPI BUKIT SION Bida Ayu - Muka Kuning, Batam bersukur, karena kami masih dapat menggunakan media Blog ini sebagai sarana untuk publikasi setiap kegiatan-kegiatan kami. Blog ini kami tujukan khususnya untuk seluruh anggota Pemuda Pemudi Pos GKPI BUKIT SION, Batam dan umumnya untuk seluruh Pemuda Pemudi umat kristiani yang ada di seluruh dunia. Adapun content atau isi dari Blog kami ini adalah sebagian besar tentang kegiatan-kegiatan yang akan kami lakukan ke depan, dan juga kegiatan-kegiatan yang sudah kami lakukan sebelumnya. Disamping itu, Jadwal Pelayanan Ibadah Raya

BUKTI NYATA KASIH ALLAH, LUKAS 2 : 12, YOHANES 3 : 16 (RENUNGAN HARIAN, SENIN 01 DESEMBER 2008, SEMINGGU BERSAMA PALUNGAN - HARI 1)

|

Setiap tiba bulan Desember, dimana semarak Natal mulai terasa di mana-mana, rasanya belumlah lengkap jika para pengkhotbah atau umat kristiani tidak menyebutkan satu kata penting, yaitu palungan. Kata palungan (Yun. Phatne) adalah tempat makanan ternak, tetapi di dalam Lukas 13 : 15 diterjemahkan juga sebagai "kandang". Kata ini menjadi sangat dikenal di dalam kekristenan karena Sang Juruselamat yang baru dilahirkan itu ditempatkan di palungan. Orang-orang Kristen memberikan banyak makna untuk palungan ini, diantaranya mengingatkan kita akan kasih dan kerendahan hati Allah. Palungan adalah bukti kasih Allah yang begitu besar, karena palungan menjelaskan bahwa ketiadaan fasilitas tidak bisa menghalangi rencana Allah untuk menebus manusia yang berdosa agar mereka dapat kembali kepadaNya. Besarnya kasih dan kerendahan hati Allah, membuat kehinaan lahir di kandang ternak menjadi tidak ada artinya. Sulit sekali untuk melukiskan betapa besarnya kasih Allah kepada manusia sehingga seorang pujangga pernah berkata, "Bila lautan adalah tinda dan langit adalah krtas, maka lautan akan kering dan langit akan penuh tulisan bahkan tidak akan cukup untuk melukiskan kasih Allah yang sangat besar."

Don Richardson di dalam bukunya "Peace Child" atau "Anak Perdamaian" menceritakan pengalamannya ketika melayani Suku Sawi di Irian Jaya, sebuah suku yang saat itu masih memiliki budaya gabungan antara kanibalisme dan pengayauan atau kebiasaan membunuh orang dan mengambil kepalanya. Sebagai misionaris Amerika, Don mengalami kesulitan untuk mengkomunikasikan Injil kepada suku ini. Ada pertentangan antara ajaran kekristenan dengan keganasan Suku Sawi. Agak sulit untuk menceritakan kepada suku ini tentang kasih Allah yang sudah mengorbankan AnakNya bagi keselamatan umat manusia. Akhirnya Don menemukan cara untuk menjelaskan penebusan oleh Yesus melalui konsep yang dimiliki Suku Sawi mengenai "Anak Perdamaian". Di dalam budaya Suku Sawi, mereka akan selalu mencurigai setiap pernyataan yang dilakukan untuk menjalin persahabatan atau menciptakan hubungan damai. Satu-satunya cara agar mereka bia mempercayai niat baik seseorang yaitu, jika seorang pria bersedia menyerahkan anak laki-lakinya kepada para musuh. Analogi tentang "Anak Perdamaian" inilah yang dipakai Don untuk menjelaskan kepada Suku Sawi tentang kasih Bapa sorgawi yang telah menyerahkan Anak TunggalNya untuk memperdamaikan manusia dengan Allah.

Orang Kristen harus memandang palungan sebagai bukti kasih Allah kepada manusia. Kehinaan palungan yang kemudian dilanjutkan dengan penderitaan salib bukanlah tanda ketidakberdayaan dan kemiskinan Allah kita, namun itu terjadi karena kasihNya. Marilah kita mengasihi Dia lebih lagi karena kita percaya bahwa suatu hari kelak kita akan bertemu dengan Yesus bukan lagi di dalam kehinaan palungan, tetapi di dalam kemuliaanNya.

DOA
Bapa, begitu menakjubkan dan mengharukan kasih yang telah Engkau nyatakan kepada manusia yang berdosa. Aku mengasihiMu Bapa. Dalam nama Yesus aku berdoa, Amin.

Sumber: Manna Surgawi, Desember 2008, No. 129 Tahun XI

0 comments: