PENGHARAPAN
Tetapi kamu ini, kuatkanlah hatimu, jangan lemah semangatmu, karena ada upah bagi usahamu!
( 2 Tawarikh 15 : 7 )
Tetapi kamu ini, kuatkanlah hatimu, jangan lemah semangatmu, karena ada upah bagi usahamu!
( 2 Tawarikh 15 : 7 )
Children of Heaven, film Iran peraih Academy Award untuk kategori Film Berbahasa Asing terbaik di tahun 1998, menceritakan kisah perjuangan kakak beradik yang kehilangan sepasang sepatu. Yang menarik dari film yang sangat menyentuh ini ialah kegigihan Ali, bocah laki-laki yang berusaha memenangkan perlombaan lari demi mendapatkan hadiah berupa sepasang sepatu kets untuk adiknya. Karena sangat membutuhkan dan menginginkan sepatu itu, ia berusaha untuk lari sekencang dan sekuat-kuatnya mencapai garis finish. Ia berlari dengan motivasi yang berbeda dari anak-anak lainnya. Sampai akhirnya ia bisa menjadi juara pertama dalam perlombaan itu.
Bagi Ali, sepatu adalah sebuah pengharapan yang ia idamkan. Pengharapan itulah yang membuatnya bisa menang. Bagaimana bila Warren Buffet menawarkan kepada Anda hadiah sebesar 1 Trilyun rupiah jika Anda bisa mendaki mencapai puncak Semeru? Sementara pada saat itu Anda tengah pusing memikirkan cara membayar utang senilai ratusan juta rupiah? Tentu saja Anda akan mengikuti lomba itu dengan penuh semangat. Anda akan mempersiapkan diri baik-baik, menyusun strategi berjuang sampai titik darah penghabisan demi mendapatkan hadiah itu.
Betap besarnya kekuatan pengharapan. Apabila kita hidup dalam pengharapan, maka kita akan mberupaya hidup dengan maksimal. kita akan melakukan usaha terbaik karena kita yakin ada upah yang tersedia atas jerih payah kita. nah persoalannya, kalau kita bisa percaya bahwa seorang Warren Buffet bisa memberikan 1 trilyun rupiah, apalagi seharusnya Bapa kita di Sorga. Bukankah justru sering kali kita malahan meragukan kebaikan dan kerelaan Tuhan untuk memberikan yang terbaik bagi kita? Kita bahkan merasa tidak yakin bahwa kesetiaan, kejujuran, kerja keras, ketekunan dan ketulusan kita diperhitungkan oleh Tuhan. Jika demikian yang terjadi tak heran kita kurang maksimal dalam melakukan kehendak-Nya. Semoga renungan ini menyentil hati kita untuk percaya dalam pengharapan kita kepada-Nya. (TMS)
Bagi Ali, sepatu adalah sebuah pengharapan yang ia idamkan. Pengharapan itulah yang membuatnya bisa menang. Bagaimana bila Warren Buffet menawarkan kepada Anda hadiah sebesar 1 Trilyun rupiah jika Anda bisa mendaki mencapai puncak Semeru? Sementara pada saat itu Anda tengah pusing memikirkan cara membayar utang senilai ratusan juta rupiah? Tentu saja Anda akan mengikuti lomba itu dengan penuh semangat. Anda akan mempersiapkan diri baik-baik, menyusun strategi berjuang sampai titik darah penghabisan demi mendapatkan hadiah itu.
Betap besarnya kekuatan pengharapan. Apabila kita hidup dalam pengharapan, maka kita akan mberupaya hidup dengan maksimal. kita akan melakukan usaha terbaik karena kita yakin ada upah yang tersedia atas jerih payah kita. nah persoalannya, kalau kita bisa percaya bahwa seorang Warren Buffet bisa memberikan 1 trilyun rupiah, apalagi seharusnya Bapa kita di Sorga. Bukankah justru sering kali kita malahan meragukan kebaikan dan kerelaan Tuhan untuk memberikan yang terbaik bagi kita? Kita bahkan merasa tidak yakin bahwa kesetiaan, kejujuran, kerja keras, ketekunan dan ketulusan kita diperhitungkan oleh Tuhan. Jika demikian yang terjadi tak heran kita kurang maksimal dalam melakukan kehendak-Nya. Semoga renungan ini menyentil hati kita untuk percaya dalam pengharapan kita kepada-Nya. (TMS)
Pengharapan kepada Tuhan tidak akan pernah mengecewakan
0 comments:
Post a Comment