PP GKPI BUKIT SION, BATAM




Shalom,
Pertama-tama kami mengucapkan Selamat Datang ke Blog kami yang sangat sederhana ini. Kami seluruh anggota Pemuda Pemudi Pos GKPI BUKIT SION Bida Ayu - Muka Kuning, Batam bersukur, karena kami masih dapat menggunakan media Blog ini sebagai sarana untuk publikasi setiap kegiatan-kegiatan kami. Blog ini kami tujukan khususnya untuk seluruh anggota Pemuda Pemudi Pos GKPI BUKIT SION, Batam dan umumnya untuk seluruh Pemuda Pemudi umat kristiani yang ada di seluruh dunia. Adapun content atau isi dari Blog kami ini adalah sebagian besar tentang kegiatan-kegiatan yang akan kami lakukan ke depan, dan juga kegiatan-kegiatan yang sudah kami lakukan sebelumnya. Disamping itu, Jadwal Pelayanan Ibadah Raya

Renungan Harian Selasa, 31 Maret 2009

|

KEKRISTENAN YANG BENAR

"Sehingga hidupmu layak di hadapan-Nya serta berkenan kepada-Nya dalam segala hal, dan kamu memberi buah dalam segala pekerjaan yang baik dan bertumbuh dalam pengetahuan yang benar tentang Allah," (Kolose 1:10)


Banyak anak Tuhan beranggapan bahwa datang beribadah ke gereja setiap hari Minggu, hadir di persekutuan doa atau membaca renungan di rumah sudah lebih dari cukup untuk membuktikan diri bahwa kita adalah seorang Kristen; tidak perlu sok rohani atau susah payah terlibat dalam pelayanan, itu kan tugas hamba Tuhan atau fulltimer. Benarkah demikian? Ada beberapa hal perlu kita perhatikan berkenaan dengan kekristenan kita.

Adalah mutlak bagi orang Kristen untuk memiliki kehidupan yang layak dan berkenan kepada Tuhan dalam segala hal, karena "... kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas, melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus, yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat." (1 Petrus 1:18-19). Sampai saat ini masih banyak orang Kristen gemar melakukan perbuatan-perbuatan daging (Galatia 5:19-21) dan hal itu menjadi kebencian di mata Tuhan. "... barangsiapa menabur dalam dagingnya, ia akan menuai kebinasaan dari dagingnya, ..." (Galatia 6:8)

Ternyata menjadi orang Kristen tidak mudah karena kita dituntut memiliki kehidupan yang berbeda dengan orang dunia. Kita pun harus memberi buah dalam segala pekerjaan baik. Yesus berkata, "Setiap ranting pada-Ku yang tidak berbuah, dipotongNya..." (Yohanes 15:2). Bila kehidupan kita tidak berbuah berarti kita menjadi orang Kristen yang gagal. Berbuah dalam hal apa? Berbuah dalam segala pekerjaan yang baik. Seringkali kehidupan kita justru tidak menjadi teladan bagi orang lain karena tidak ada buah-buah Roh dalam hidupnya (baca Galatia 5:22-23). Kekristenan yang benar juga selalu mengalami pertumbuhan, bukan statis atau terus kerdil secara rohani. Jadi kita harus terus bertumbuh dalam pengenalan akan Tuhan, yaitu dengan belajar dan senantiasa merenungkan kebenaran firmanNya, sehingga iman kita semakin diperbaharui setiap hari. Inilah kekristenan yang berkenan dan dikehendaki oleh Tuhan!

Sudahkah kita menjadi orang Kristen yang berkenan kepada Tuhan?

Sumber : AIR HIDUP
Read More..

Renungan Harian Senin, 30 Maret 2009

|

HAL SEORANG PEKERJA (2)

"Apa pun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan manusia." (Kolose 3:23)

Mari belajar dari Sadrakh, Mesakh dan Abednego. Ketiganya adalah pegawai pemerintahan di Babel dan Raja Nebukadnezar adalah tuan atau majikan mereka. Di Indonesia disebut sebagai pegawai negeri. Semua perintah raja mereka kerjakan dengan penuh ketaatan, kecuali saat raja memerintahkan mereka melakukan hal yang bertentangan dengan firman Tuhan yaitu bersujud dan menyembah patung emas, dengan sangat tegas mereka menolak, meskipun nyawa menjadi taruhannya. Namun, "... hendaklah tuanku mengetahui, ya raja, bahwa kami tidak akan memuja dewa tuanku, dan tidak akan menyembah patung emas yang tuanku dirikan itu." (Daniel 3:18). Dan karena tidak mau menaati perintah raja, mereka dilemparkan ke dalam perapian.

Kedua, kita harus menjadi pekerja/karyawan yang tekun dan bertanggungjawab. Saat bekerja kita harus melakukan pekerjaan dengan segenap hati, bukan untuk menyenangkan pimpinan/atasan kita, tetapi perbuatlah itu "... seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia. Kamu tahu, bahwa dari Tuhanlah kamu akan menerima bagian yang ditentukan bagimu sebagai upah." (ayat 23:24a). Bila yang menjadi motivasi kita hanyalah memperoleh gaji di akhir bulan, yang akan kita tuai hanyalah sebatas gaji itu. Akibatnya kita mudah mengeluh dan selalu hitung-hitungan terhadap tugas yang diberikan. Namun bila motivasi kita adalah menyenangkan Tuhan dan bekerja demi Dia, kita akan melakukan tugas-tugas dengan penuh semangat dan selalu ingin memberi yang terbaik. Maka tidak hanya gaji yang akan kita terima, melainkan kepercayaan, promosi dan berkat-berkat lain yang tidak terpikirkan oleh kita, itu yang disediakan tuhan bagi kita. Jadi, "Segala sesuatu yang dijumpai tanganmu untuk dikerjakan, kerjakanlah itu sekuat tenaga, karena tak ada pekerjaan, pertimbangan, pengetahuan dan hikmat dalam dunia orang mati, ke mana engkau akan pergi." (Penghotbah 9:10).

Apa pun yang kita lakukan untuk mencari nafkah, kerjakan semuanya itu sebaik mungkin sehingga tuhan disenangkan melalui kehidupan kita. Jangan menjadi pekerja yang mengecewakan pimpinan/atasan kita!Sudahkah kita menjadi seorang pekerja yang menjadi teladan bagi orang lain?

Sumber : AIR HIDUP
Read More..

Renungan Harian Minggu, 29 Maret 2009

|

HAL SEORANG PEKERJA (1)

"Hai hamba-hamba, taatilah tuanmu yang di dunia dengan takut dan gentar, dan dengan tulus hati, sama seperti kamu taat kepada Kristus," (Efesus 6:5)

Di dunia kerja, keberadaan orang Kristen dengan orang dunia hampir-hampir tidak ada perbedaan yang mencolok dalam hal nilai dan etika kerja. Kadang orang-orang dunia justru lebih baik dibanding anak-anak Tuhan. Para pekerja Kristen seringkali tidak menunjukkan kualitas sebagai seorang karyawan yang baik. Ketika berada di gereja, kita seolah-olah berkomitmen penuh untuk menerapkan nilai-nilai firman Tuhan. Tetapi saat di tempat kerja, kita bertindak dan menganut cara-cara kerja duniawi yang sarat dengan kecurangan, rekayasa, kemalasan, serta menghalalkan segala cara.

Pengaruh dunia ini begitu kuat, sehingga banyak pekerja Kristen yang malah menjadi batu sandungan dan tidak lagi menjadi berkat bagi orang-orang disekitarnya. Firman Tuhan jelas menyatakan, "Demikiananlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapa-mu yang di sorga." (Matius 5:16). bila kita tidak menjadi teladan dalam hal pekerjaan berarti kita telah gagal dalam mengemban tugas sebagai "terang".

Oleh sebab itu mari kita perhatikan beberapa nilai berkenaan dengan dunia kerja. Pertama, sebagai seorang pekerja Kristen kita harus memiliki rasa hormat dan taat kepada siapa pun yang memegang tampuk kepemimpinan, "... sama seperti kamu taat kepada Kristus, jangan hanya di hadapan mereka saja untuk menyenangkan hati orang, tetapi sebagai hamba-hamba Kristus yang dengan segenap hati melakukan kehendak Allah," (Efesus 6:5-6). Secara sederhana ayat ini mengajar kita untuk taat kepada pimpinan di perusahaan atau kepada majikan kita, sehingga apapun tugas yang diberikan akan kita kerjakan tanpa adanya keluh kesah atau gerutu. Dalam segala hal kita harus menjadi pekerja teladan dan bisa dibanggakan atasan kita. Namun, haruskah kita menaati pimpinan kita bila mereka memerintahkan kita untuk melakukan sesuatau yang salah, tidak etis dan bertentangan dengan firman Tuhan? Tidak! Kita harus dengan tegas menolaknya, meskipun itu membawa konsekuensi. Ada tertulis "... kita harus lebih taat kepada Allah dari pada kepada manusia." (Kisah 5:29). (Berlanjut ...)

Sumber : AIR HIDUP
Read More..

Renungan Harian Sabtu, 28 Maret 2009

|

ADA PENGHARAPAN DI DALAM TUHAN

"Ya Tuhan, dengarlah! Ya, Tuhan, ampunilah! Ya Tuhan, perhatikanlah dan bertindaklah dengan tidak bertangguh, oleh karena Engkau sendiri, Allahku, sebab kota-Mu dan umat-Mu disebut dengan nama-Mu!" (Daniel 9 : 19).

Bangsa Israel mengalami penderitaan sekian lama karena mereka harus menjadi bangsa buangan di negeri Babel. Mengapa ini bisa terjadi? Bukankah Israel adalah umat pilihan Allah sendiri? Apakah Allah tidak membela umatNya? Bangsa Israel harus menderita bukan tanpa sebab, tetapi ini terjadi akibat dosa-dosa mereka sendiri. selalu ada konsekuensi dari setiap pelanggaran terhadap firmanNya! Mereka hidup menyimpang dari jalan-jalan Allah dan menyembah berhala. Daniel, yang termasuk orang-orang yang terbuang, prihatin atas nasib bangsanya. Dia berharap penderitaan itu segera berakhir dan tidak ingin bangsanya terus-menerus sengasara, seolah tidak ada masa depan bagi mereka.

Itulah sebabnya Daniel "... berdoa dan bermohon, sambil berpuasa dan mengenakan kain kabung serta abu." (ayat 3). Doanya, "Kami telah berbuat dosa dan salah, kami telah berlaku fasik dan telah memberontak, kami telah menyimpang dari perintah dan peraturan-Mu, dan kami tidak taat kepada hamba-hamba-Mu, para nabi, yang telah berbicara atas nama-Mu kepada raja-raja kami, kepada pemimpin-pemimpin kami, kepada bapa-bapa kami dan kepada segenap rakyat negeri." (ayat 5 & 6). Tuhan menjawab doa Daniel melalui malaikat Gabriel yang menjelaskan bahwa akan ada tujuh puluh kali tujuh masa, di mana Allah akan menggenapkan rencanaNya memulihkan Israel (ayat 21 - 27). Adanya "masa" menunjukkan bahwa Allah sangat berdaulat terhadap kehidupan umatNya. Dia mendisiplin bangsa Israel agar sadar atas dosa-dosanya dan berbalik kepada Allah.

Mungkin situasi yang sama juga terjadi dan melanda kehidupan kita. Penderitaan datang silih berganti sehingga iman dan pengharapan kita menjadi luntur. Apakah Tuhan tidak peduli dan meninggalkan kita? Ada saatnya hal ini diizinkan Tuhan sebagai bagian dari proses pendewasaan iman, juga agar kita selalu mengoreksi diri apakah kita tidak lagi hidup dalam ketaatan. Oleh sebab itu jangan pernah menyerah pada keadaan, justru dalam kondisi sulit kita harus terus mencari Dia, seperti yang dilakukan Daniel.

Masa depan dan pengharapan itu benar-benar ada! Baca Amsal 23:18

Sumber : AIR HIDUP
Read More..

Renungan Harian Jumat, 27 Maret 2009

|

ANTARA PAULUS DAN APOLOS

"Aku menanam, Apolos menyiram, tetapi Allah yang memberi pertumbuhan." (1 Korintus 3:6)


Apolos bukanlah orang asing bagi Paulus, dia adalah mitra kerja. Apolos berasal dari Aleksandria, fasih bicara dan sangat mahir dalam hal Kitab Suci. Dengan penuh semangat Apolos melayani Tuhan. Dia mengajar dan memberitakan tentang Yesus kepada banyak orang, meskipun yang ia ketahui hanya tentang baptisan Yohanes sampai akhirnya ia bertemu dengan Priskila dan Akwila yang mengajarinya tentang kebenaran firman lebih dalam lagi, sehingga Apolos memiliki pengenalan yang benar akan jalan Tuhan. Bahkan "... dengan tak jemu-jemunya ia membantah orang-orang Yahudi di muka umum dan membuktikan dari Kitab Suci bahwa Yesus adalah Mesias." (Kisah 18:28). Akhirnya pelayanan Apolos pun semakin berkembang.

Dikatakan oleh Paulus bahwa Apolos berperan sebagai "penyiram" yang baik bagi jemaat Korintus, artinya ia melanjutkan pengajaran yang ditanam Paulus sebelumnya. Lambat laun Apolos semakin dikenal oleh jemaat Korintus, sampai-sampai di antara jemaat mulai timbul perselisihan karena mereka membanding-bandingkan pelayanan Paulus dan Apolos. Ada yang memihak Paulus, ada pula yang lebih memilih Apolos. Paulus pun berkata, "... aku telah diberitahu oleh orang-orang dari keluarga Kloe tentang kamu, bahwa ada perselisihan di antara kamu. Yang aku maksudkan ialah, bahwa kamu masing-masing berkata: Aku dari golongan Paulus. Atau aku dari golongan Apolos." (1 Korintus 1:11-12). Walaupun lebih senior, Paulus tidak pernah merasa tersaingi apalagi terganggu dengan kehadiran Apolos yang menyita perhatian jemaat, justru sebaliknya dia terus mendukung dan memotivasi Apolos (baca 1 Korintus 16:12)

Banyak orang merasa terancam ketika melihat ada orang lain yang lebih menonjol, lebih populer dan punya kemampuan lebih dari dirinya, sehingga berbagai upaya dilakukan untuk menekan orang tersebut agar tidak bisa maju/berkembang. Ini bukanlah karakter pelayanan Tuhan atau pemimpin yang baik. Hamba Tuhan atau pemimpin yang baik memberi peluang sebesar-besarnya bagi roang lain menu8njukkan potensinya, bukan malah menghancurkan karena mereka adalah mitra kerja.

Mari kita belajar dari sikap Paulus yang selalu menghargai keberadaan orang lain.

Sumber : AIR HIDUP
Read More..

Renungan Harian Kamis, 26 Maret 2009

|

ORANG ORANG TERJAJAH

"Sebab itu pengawas-pengawas rodi ditempatkan atas mereka untuk menindas mereka dengan kerja paksa: mereka harus mendirikan bagi Firaun kota-kota perbekalan, yakni Pitom dan Raamses." (Keluaran 1 : 11)



Kita masih ingat perjalanan sejarah bangsa kita di zaman penjajahan dahulu, rakyat Indonesia harus mengalami penderitaan lahir batin karena dijajah oleh bangsa lain, mulai dari Belanda sampai bangsa Jepang. Sebagai bangsa yang terjajah, kita berada di bawah kekuasaan bangsa lain. Kita tidak memiliki hak apa-apa dan kebebasan kita terampas. Salah satu penderitaan yang harus dialami oleh orang-orang Indonesia adalah kerja paksa (kerja rodi) yaitu pekerjaan yang diwajibkan oleh bangsa Belanda, tetapi tidak memperoleh upah apa-apa.

Jauh di masa lampau bangsa Israel juga harus mengalami masa yang suram, bahkan berada pada posisi terendah yaitu sebagai orang-orang yang harus melakukan kerja rodi (sebagai budak/hamba) di bawah kekuasaan bangsa Mesir. Alkitab mencatat, "Lalu dengan kejam orang Mesir memaksa orang Israel bekerja, dan memahitkan hidup mereka dengan pekerjaan yang berat, yaitu mengerjakan tanah liat dan batu bata, dan berbagai-bagai pekerjaan di padang, ya segala pekerjaan yang dengan kejam dipaksakan orang Mesir kepada mereka itu." (ayat 13-14). Tidak hanya saat di Mesir bangsa Israel harus mengalami aniaya. Ketika jatuh di dalam dosa dan penyembahan berhala mereka harus mengalami pembuangan Babel dan kembali menjalani kerja paksa.

Ini juga gambaran tentang kehidupan semua orang yang berada di luar Kristus. Mereka menjadi tawanan-tawanan Iblis dan menjadi hamba dosa. Dosa masih mengikat, membelenggu dan menguasai kehidupannya. Satu-satunya jalan untuk bisa terbebas dari ikatan kuasa dosa itu adalah datang dan percaya kepada Yesus Kritus, "Karena dengan hati orang percaya dan dibenarkan, dan dengan mulut orang mengaku dan diselamatkan." (Roma 10:10). Hanya Anak Allah saja yang sanggup memerdekakan kita dari kuasa dosa, jadi "... apabila Anak itu memerdekakan kamu, kamu pun benar-benar merdeka.". (Yohanes 8:36). Sebagai orang percaya kita patut bersyukur kepada Dia, karena kini kita menjadi orang-orang yang merdeka, tidak lagi di bawah kekuasaan iblis.

"Kamu telah dimerdekakan dari dosa dan menjadi hamba kebenaran." (Roma 6:18)

Sumber : AIR HIDUP
Read More..