ANTARA PAULUS DAN APOLOS
"Aku menanam, Apolos menyiram, tetapi Allah yang memberi pertumbuhan." (1 Korintus 3:6)
Apolos bukanlah orang asing bagi Paulus, dia adalah mitra kerja. Apolos berasal dari Aleksandria, fasih bicara dan sangat mahir dalam hal Kitab Suci. Dengan penuh semangat Apolos melayani Tuhan. Dia mengajar dan memberitakan tentang Yesus kepada banyak orang, meskipun yang ia ketahui hanya tentang baptisan Yohanes sampai akhirnya ia bertemu dengan Priskila dan Akwila yang mengajarinya tentang kebenaran firman lebih dalam lagi, sehingga Apolos memiliki pengenalan yang benar akan jalan Tuhan. Bahkan "... dengan tak jemu-jemunya ia membantah orang-orang Yahudi di muka umum dan membuktikan dari Kitab Suci bahwa Yesus adalah Mesias." (Kisah 18:28). Akhirnya pelayanan Apolos pun semakin berkembang.
Dikatakan oleh Paulus bahwa Apolos berperan sebagai "penyiram" yang baik bagi jemaat Korintus, artinya ia melanjutkan pengajaran yang ditanam Paulus sebelumnya. Lambat laun Apolos semakin dikenal oleh jemaat Korintus, sampai-sampai di antara jemaat mulai timbul perselisihan karena mereka membanding-bandingkan pelayanan Paulus dan Apolos. Ada yang memihak Paulus, ada pula yang lebih memilih Apolos. Paulus pun berkata, "... aku telah diberitahu oleh orang-orang dari keluarga Kloe tentang kamu, bahwa ada perselisihan di antara kamu. Yang aku maksudkan ialah, bahwa kamu masing-masing berkata: Aku dari golongan Paulus. Atau aku dari golongan Apolos." (1 Korintus 1:11-12). Walaupun lebih senior, Paulus tidak pernah merasa tersaingi apalagi terganggu dengan kehadiran Apolos yang menyita perhatian jemaat, justru sebaliknya dia terus mendukung dan memotivasi Apolos (baca 1 Korintus 16:12)
Banyak orang merasa terancam ketika melihat ada orang lain yang lebih menonjol, lebih populer dan punya kemampuan lebih dari dirinya, sehingga berbagai upaya dilakukan untuk menekan orang tersebut agar tidak bisa maju/berkembang. Ini bukanlah karakter pelayanan Tuhan atau pemimpin yang baik. Hamba Tuhan atau pemimpin yang baik memberi peluang sebesar-besarnya bagi roang lain menu8njukkan potensinya, bukan malah menghancurkan karena mereka adalah mitra kerja.
Mari kita belajar dari sikap Paulus yang selalu menghargai keberadaan orang lain.
Sumber : AIR HIDUP
0 comments:
Post a Comment